Masa Pemerintahan Sultan Hasanuddin

Kerajaan Gowa terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi dengan ibukota Somba Opu yang berada di pantai Selat Makassar. Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa berada pada masa kejayaannya. Kerajaan tersebut menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia bagian timur.

Kerajaan Gowa menjadi penghubung wilayah barat seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaka, dengan wilayah timur seperti Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara.

Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin juga, Kerajaan Gowa berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga Ternate dan Sumbawa. Hal ini tentu membuat Belanda tidak senang dengan keberadaan Kerajaan Gowa, terutama Sultan Hasanuddin. Menurut Belanda, kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Kerajaan Gowa tidak sesuai dengan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Jadi, waktu itu VOC sudah melakukan praktik monopoli perdagangan rempah-rempah. Upaya VOC untuk memonopoli perdagangan di daerah Indonesia Timur ini membuat Sultan Hasanuddin geram dan melakukan perlawanan.

Karakteristik 4 Wanita Mulia Penghuni Surga

Disebutkan di atas, bahwa ada 4 wanita mulia penghuni surga bahkan akan menjadi pemimpin bidadari surga yang sangat cantik jelita. Ke empatnya adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti imran dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sifat-sifat dan karakter khusus yang dimiliki masing-masing wanita mulia ini:

Asiyah binti Mazahim

Aisyah binti Mazahin adalah istri Fir’aun. Kepribadian dan keteguhan hatinya pada iman sangat kuat. Karakteristiknya sebagai berikut:

- Memiliki keyakinan yang kuat, ia mampu mempertahankan akidah yang dibawa oleh Nabi Musa AS, meski fir’aun tidak henti menyiksanya.

- Wanita yang tidak tergiur dengan harta, kemewahan, tahta dan kekuasaan. Padahal suaminya seorang raja yang sangat kaya, sangat besar kekuasaannya.

- Wanita yang lemah lembut

- Wanita yang sabar, cerdas dalam mengendalikan keadaan.

Dapat kita lihat ketika ia merayu Fir’aun untuk tidak membunuh Nabi Musa. Dalam surat al-Qashash ayat 9 yang artinya : “(Dia) penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahhan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadari”.

- Karena keyakinan tersebut Allah memberikan syurga dan menjadikannya sebagai salah satu pemimpinnya.

Do’a Asiyah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, yang diabadikan dalam QS. At-Tahrim; 11 yang artinya; “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di syurga dan selamatkan aku raja kaum yang zhalim”.

Khadijah merupakan seorang saudagar yang kaya raya serta memiliki sifat mulia. Khadijah dijuluki ‘Afifah Thahirah atau wanita suci. Suatu ketika, ia mendengar dari orang kepercayaannya mengenai kejujuran Nabi Muhammad SAW. Kemudian ia mencoba mengamatinya dengan mengirim dagangannya ke Syam.

Khadijah terkesan dengan kepribadian Rasulullah SAW, dan ia menyatakan keinginannya untuk menikah dengan Nabi SAW. Keinginan itu ia sampaikan melalui Nafisah binti Muniyah. Sang Nabi pun menyetujuinya.

Rasulullah SAW bersabda:“Ia beriman kepadaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan hartanya.” (HR. Ahmad)

Karakter Khadijah binti Khuwailid

Disebut-sebut sebagai wanita mulia dan calon pemimpin para bidadari surga, Khadijah tentu memiliki karakter yang mulia. Ia merupakan wanita pertama yang masuk Islam dan beriman kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, Khadijah dengan keikhlasannya menemani dakwah Nabi dan senantiasa berada di sisi Rasulullah dalam suka dan duka. Saat semua orang meninggalkannya, Khadijah tetap menemaninya dengan setia.

Ibunda Khadijah juga mengeluarkan semua hartanya untuk dakwah Sang Nabi menjalankan misi kerasulan. Inilah mengapa Allah menyediakan posisi khusus untuknya di surga.

“Kepadanya disiapkan Allah berupa istana dari qashab yaitu istana dari mutiara yang kering yang terletak di antara rumah Maryam binti Imran, dan rumah Asiyah binti Muzahim.”

Sri Sultan Hamengkubuwono X. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Dahulu kala, Indonesia terdiri atas banyak kerajaan. Mulai dari Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Demak, hingga Kerajaan Majapahit. Kerajaan-kerajaan tersebut memang sudah tidak lagi eksis, namun keturunannya masih dapat ditemukan.

BACA JUGA: 4 Kerajaan di Indonesia yang Paling Lama Berkuasa, Ini Daftarnya

Di antara keturunan kerajaan tersebut, ada yang menjadi pemimpin daerah. Berikut daftarnya.

1. Dyah Hayuning Pratiwi

Dyah Hayuning Pratiwi merupakan Bupati Purbalingga periode 2021-2006. Diketahui, perempuan kelahiran 11 April 1987 ini mempunyai garis keturunan Kerajaan Mataram Islam. Perempuan yang akrab disapa Tiwi ini mempunyai keturunan dari Kyai Arsantaka, pendiri Kabupaten Pubalingga. Diketahui, Kyai Arsantaka adalah anak dari Kyai Wanakusuma II dan cucu dari Kyai Ageng Giring IV yang merupakan leluhur raja-raja Mataram Islam. Garis keturunan Kyai Arsantaka yang dimiliki oleh Tiwi ini berasal dari garis ibunya yang bernama RR Ina Ratnawati.

BACA JUGA: Majapahit hingga Sriwijaya, Ini Daftar Kerajaan Nusantara dengan Wilayah Paling Luas

Arif Sugiyanto merupakan Bupati Kebumen periode 2021-2026. Pada 21 Oktober 2021, pihak Keraton Surakarta Hadiningrat memberi gelar kehormatan kepada Bupati Kebumen ini sebagai Santana Riya Nginggil dengan gelar Kanjeng Raden Arya H. Arif Sugiyanto Wreksonagoro, SH. Arif diangkat menjadi Sentono Dalam (keluarga raja) karena dirinya secara silsilah mempunyai garis keturunan dengan Adipati Kebumen yaitu Aroengbinang V. Aroengbinang V merupakan keturunan bangsawan Keraton Surakarta.

3. Sutan Riska Tuanku Kerajaan

Kabupaten Dharmasraya di Sumatera Barat dipimpin oleh seorang yang masih mempunyai keturunan Kerajaan Melayu Dharmasraya. Saat ini, Kabupaten Dharmasraya dipimpin oleh Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Ketika dilantik sebagai bupati pada 2016, ia masih berusia 26 tahun dan dinobatkan menjadi bupati termuda di Indonesia. Pada 2012, ketika masih di bangku kuliah, Sutan Riska Tuanku Kerajaan diangkat menjadi raja Kerajaan Koto Besar, menggantikan raja sebelumnya yang meninggal dunia.

4. Sri Sultan Hamengkubuwono X

Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah Raja Kesultanan Yogyakarta sejak 1989. Selain itu, Hamengkubuwono X ini juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarya sejak 1998. Hamengkubuwono lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Ketika dewasa, ia bergelar KGPH Mangkubumi. Usai diangkat sebagai putra mahkota, ia diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Pada 2015, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan titah utama raja. Dalam titah utama raja tersebut mempunyai konsep kekuasaan raja yang mempunyai kekuatan besar dan harus dipatuhi oleh rakyat.

Sultan Hasanuddin adalah seorang pahlawan nasional yang dikenal dengan julukan Ayam Jantan dari Timur. Kok bisa? Yuk simak kisah perjuangannya sebagai Pemimpin Kerajaan Gowa melawan Belanda!

Siapakah pahlawan dari Makassar yang mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur? Yap! Jawabannya adalah Sultan Hasanuddin. Dalam pelajaran Sejarah di sekolah pasti kita sudah tidak asing dengan julukan tersebut yah! Tapi, kamu tau nggak sih, kenapa Sultan Hasanuddin mendapatkan julukan Ayam Jantan dari Timur?

Jadi, Sultan Hasanuddin berasal dari Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan dan dikenal sangat gigih dalam mengusir penjajah. Atas kegigihannya ini, Belanda memberikan julukan kepadanya Haantjes van Het Oosten atau Ayam Jantan dari Timur.

Nah, dalam artikel ini, kita akan menyimak kisah hidup Sultan Hasanuddin dan masa perjuangannya melawan penjajah. Yuk simak!

Khadijah Binti Khuwailid.

Menurut riwayat ibnu ‘l-atsir dan Ibnu hisyam, dijelaskan bahwa Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang mulia dan kaya. Beliau digelar dengan nama ‘Afifah Thahirah (wanita suci). Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk berdagang. Ketika beliau mendengar kejujuran Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan kemuliaan akhlaknya, Kahdijah mencoba mengamatinya dengan membawa dagangannya ke Syam.

Terkesan dengan kepribadian Rasulullah, Khadidah menyatakan hasrat menikah dengan Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi muhammad Saw menyetujuinya. Sebelum menikah dengan Nabi, Khadijah pernah menikah 2 kali yaitu dengan Atiq bin A’idz at tamimi, Abu Halah at- Tamimi namanya Hindu bin Zarurah.

Tentang Khadijah Rasulullah bersabda yang artinya:”….Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan hartanya….” (HR. Ahmad)

Karakter Khadijah sebagai berikut:

- Menjadi wanita pertama yang masuk Islam

- Wanita mulia yang sangat tinggi keikhlasannya menemani Rasulullah menjalankan misi kerasulannya, senantiasa menemani Rasulullah dalam suka dan duka, dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Ketika semua orang meninggalkan Rasul dan mengingkarinya, ibunda Khadijah tetap menemaninya dengan setia.

- Mendermakan seluruh kekayaannya untuk dakwah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

- Tetap beriman ketika orang lain ingkar, hingga Allah menyediakan syurga khusus untuknya.

“Kepadanya disiapkan oleh Allah istana dari ‘qashab yaitu istana dari mutiara yang kering yang terletak di antara rumah Maryam binti imran, dan rumah Asiyah binti Muzahim”

Pecahnya Perang Makassar

Dalam upayanya melawan Belanda, Sultan Hasanuddin harus memperluas wilayah kekuasaannya. Pada Februari 1660, Sultan Hasanuddin memanggil Tobala Arung Tanette. Ia meminta Arung Tanette untuk memimpin orang Bone untuk memperkuat pertahanan Makassar dalam melawan Belanda.

Tobala Arung Tanette menyatakan bahwa dirinya selaku pemimpin orang Bugis Bone siap berperang bersama Sultan Hasanuddin melawan Belanda. Hal ini demi menjaga harga diri dan martabat orang Bugis Bone.

Selanjutnya, Tobala memimpin orang Bugis Bone untuk pergi menjaga wilayah yang terletak di bagian belakang Makassar. Tobala juga melaporkan setiap usaha Belanda yang ingin membujuk orang Bugis untuk melawan Makassar.

Singkat cerita, Tobala Arung Tanette membawa orang Bone yang berjumlah sekitar 10.000 berjalan melintasi gunung-gunung tinggi menuju Makassar. Sampai di Makassar, mereka dibagi kelompok dan ditugaskan untuk menggali parti di sepanjang garis pertahanan di pantai pelabuhan Makassar. Mulai dari benteng paling selatan Barombong sampai benteng paling utara Ujung Tana.

Proses penggalian parit ini dilakukan secara paksa. Orang Bone dipaksa bekerja siang malam untuk menggali parit. Perlakuan ini membuat Arung Palakka, pimpinan Kerajaan Bone marah dan tergerak untuk memberontak.

Dari sini, Belanda mulai merasa ada percikan konflik internal terjadi antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Tanpa menunggu lama, Belanda memanfaatkan celah ini. Long story short, akhirnya Kerajaan Bone yang awalnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa berhasil dihasut oleh Belanda untuk membantu VOC.

Perang Makassar berlangsung dari 1666-1669. Dalam perang ini, Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone untuk melawan kerajaan yang dipimpin Sultan Hasanuddin.

Dalam pemberontakan ini, Arung Palakka yang dikejar oleh pasukan Gowa berhasil melarikan diri dengan berlayar ke Buton dan meminta bantuan ke Batavia. Pada 31 Desember 1666, VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Janzoon Speelman pergi ke Buton. Ternyata, Kerajaan Buton sedang dikepung oleh pasukan Kerajaan Gowa. Hal ini tentu terjadi karena Sultan Buton dianggap memberi perlindungan terhadap Arung Palakka dan sekutunya.

Saat itu, pasukan Gowa yang berjumlah kurang lebih 15.000 orang sedang mengepung Kerajaan Buton. Mereka terdiri dari orang Makassar, Bugis, dan Mandar. Nah, jadi sebenarnya pasukan ini orang-orangnya berasal dari daerah jajahan Kerajaan Gowa, guys.

Ketika orang-orang Bugis mendengar Arung Palakka datang, mereka yang jumlahnya ribuan itu menganggap bahwa akan dibebaskan. Jadi, mereka justru menyerang Kerajaan Gowa. Pecah deh perang internal disitu.

Pasukan Kerajaan Gowa pun kacau balau. Selain itu, orang-orang Mandar juga tidak merasa berkewajiban untuk membela Kerajaan Gowa melawan orang-orang Bugis tadi.

Keadaan ini tentu membuat Kerajaan Gowa mudah sekali untuk dilumpuhkan dari pihak luar a.k.a Belanda. Jadi, sebenarnya kekalahan Gowa itu tidak sepenuhkan karena Belanda, tapi karena konflik internal tadi.

Bahkan Kerajaan Gowa tidak hanya melawan Kerajaan Bone saja, tapi juga sekutu dari Bone. Misalnya Mandarsyah atau Raja Ternate, Kapten Jonker dari Ambon, dan Buton.

Perang-perang ini pun membuat kekuasaan Gowa terus berkurang. Pada 26 Oktober 1667, Belanda dan sekutunya sampai ke Benteng Somba Opu atau kediaman Sultan Hasanuddin.

Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara

Fatimah binti Muhammad

Putri bungsu Rasulullah ini merupakan sosok putri yang sangat patuh dan hormat pada orang tuanya, bahkan ada sebuah riwayat menyebutkan saat beliau kecil, beliau berani mencegah kaum kafir saat mendhalimi ayahnya. Fatimah adalah seorang wanita yang kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib seorang pemimpin yang sederhana, memiliki akhlak yang baik, dan menguasai banyak ilmu.

Karakter Fatimah binti Muhammad:

- Seorang anak yang sangat patuh dan hormat kepada pada orang tuanya.

- Seorang istri yang sangat patuh dan hormat kepada pada suaminya.

Masa Kecil Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 12 Januari 1631 dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Walaupun terlahir dari keluarga bangsawan, Sultan Hasanuddin senang bergaul dengan teman-temannya yang berasal dari rakyat biasa.

Ketika Hasanuddin berusia 8 tahun, ayahnya, Sultan Muhammad Said naik tahta sebagai Raja Gowa yang ke-15. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol saat ia masih kecil.  Selain itu, Hasanuddin juga dikenal sebagai anak yang cerdas dan pandai berdagang. Di usia muda, Hasanuddin sudah memiliki jaringan dagang hingga di Makassar dan bahkan asing.

Sultan Hasanuddin kecil mengenyam pendidikan di Masjid Botoala. Ia juga kerap diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting kerajaan.

Ayahnya ingin Hasanuddin bisa belajar ilmu diplomasi dan strategi perang. Di masa mudanya juga, Hasanuddin sudah beberapa kali dipercaya untuk menjadi delegasi Kerajaan Gowa dalam mengirimkan pesan ke berbagai kerajaan.

Baca Juga: Mengenal Ismail Marzuki, Sang Maestro Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Berakhirnya Masa Kejayaan Ayam Jantan dari Timur

Setelah Belanda berhasil mengalahkan Gowa, Sultan Hasanuddin mundur dari Benteng Somba Opu ke Benteng Kale Gowa. Walaupun mundur, Sultan Hasanuddin tidak mau tunduk dengan Belanda yang sudah membuat rakyatnya sengsara.

Sultan Hasanuddin kemudian memutuskan mengundurkan diri dari tahtanya pada 29 Juni 1669. Kepemimpinan Kerajaan Gowa kemudian diberikan pada putranya, I Mappasomba Daeng Nguraga dengan gelar Sultan Amir Hamzah.

Setelah tidak menjabat sebagai raja, Sultan Hasanuddin lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengajar agama Islam pada masyarakat sekitar.

Sultan Hasanuddin menghembuskan nafas terakhirnya pada 12 Juni 1670 di usia 39 tahun. Jasadnya disemayamkan di pemakaman dalam benteng Kale Gowa, Kampung Tamalate, yang diperuntukkan khusus bagi raja-raja Gowa.

Atas seluruh jasanya dalam perjuangannya melawan penjajah, Sultan Hasanuddin diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK/tahun 1973.

Jadi, apa yang bisa kamu ambil dari kisah perjuangan Sultan Hasanuddin tadi? Selain kisah Sultan Hasanuddin, masih banyak kisah pahlawan-pahlawan perjuangan yang menarik untuk dipelajari, lho! Yuk temukan kisahnya di ruangbelajar sekarang!

Dari AS, bursa saham Wall Street juga ternyata kompak terkoreksi, bahkan lebih parah daripada Bursa Asia. Selama sepekan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) jatuh 4,43%, S&P 500 minus 3,79%, dan Nasdaq Composite anjlok 4,26%.

Akhir pekan lalu, Wall Street hanya dibuka setengah hari karena AS masih memperingati Thanksgiving. Pada hari itu, DJIA melemah 0,73%, S&P 500 terkoreksi 0,65%, dan Nasdaq berkurang 0,48%.

Selain perekonomian global yang kurang kondusif akibat kembali munculnya risiko perang dagang, Wall Street juga tertekan oleh aksi jual besar-besaran (

) yang menimpa saham-saham teknologi.

Dalam sepekan, harga saham Apple anjlok 10,98%, Amazon amblas 5,73%, Netfix ambrol 9,57%, Microsoft jeblok 4,82%, dan Intel turun 4,69%. Isu yang membayangi saham-saham teknologi ini datang dari kekhawatiran investor terhadap prospek Apple.

Penjualan iPhone seri terbaru sepertinya kurang ciamik. Sejumlah pemasok komponen untuk iPhone dikabarkan mendapat instruksi untuk tidak menambah lini produksi karena memang permintaan kurang oke.

Selain itu, saham-saham energi juga ikut terjun bebas menyusul harga minyak mentah dunia yang sedang loyo. Dalam sepekan, harga saham Exxon Mobil dan Chevron kompak amblas masing-masing sebesar 4,39% dan 4,59%.

Anjloknya harga minyak juga menimbulkan persepsi lain yaitu semakin perlambatan ekonomi yang semakin terkonfirmasi. AS yang saat ini menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat dalam beberapa waktu ke depan.

Hingga saat ini, ekonomi Negeri Paman Sam melaju kencang karena dampak stimulus pajak yang dikeluarkan Presiden Donald Trump akhir tahun lalu. Pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi dan badan di AS sukses menggenjot konsumsi masyarakat dan korporasi di sana.

Namun ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan datang waktu di mana semua akan kembali ke mode normal. Bahkan kemungkinan ini sudah terjadi pada kuartal IV-2018.

The Federal Reserve/The Fed memperkirakan ekonomi Negeri Adidaya pada kuartal IV-2019 tumbuh 2,5% secara kuartalan yang disetahunkan (

). Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 3,5%.

Saat sang lokomotif memperlambat laju, maka gerbong-gerbong di belakangnya juga akan melambat. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 3,7% pada 2019, melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,9%.

Ini tentu bukan berita baik bagi investor. Hasilnya adalah seperti yang sudah disebutkan di atas, pelaku pasar memilih bermain aman dan menanggalkan instrumen berisiko seperti saham. Arus modal lebih memilih berlindung di

atau obligasi pemerintah AS.

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya dari Wall Street, di mana bursa saham New York jatuh pada akhir pekan lalu maupun secara mingguan. Dikhawatirkan kelesuan di Wall Street kembali menulari bursa saham Asia, termasuk Indonesia.

Kedua adalah perkembangan positif terkait pembahasan perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Dalam sidang pada 25 November waktu setempat, para pemimpin Uni Eropa akhirnya menyepakati draf perjanjian Brexit yang diajukan pemerintahan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

"Mereka yang berpikir bahwa dengan menolak kesepakatan ini bisa mendapat yang lebih baik, maka akan kecewa. Ini adalah kesepakatan yang terbaik," tegas Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker, dikutip dari Reuters.

PM May mengatakan dalam kesepakatan tersebut Inggris tetap memiliki kewenangan untuk mengatur batas-batas wilayah dan anggarannya sendiri. Namun London akan membuat kebijakan yang serasi dengan Brussel sehingga menciptakan kepastian bagi para pelaku usaha.

Meski sudah ada kesepakatan, tetapi isu soal perbatasan sepertinya masih mengganjal terutama menyangkut Irlandia Utara. Republik Irlandia sudah jelas masih masuk dalam wilayah kepabeanan Uni Eropa, tetapi bagaimana nasib Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya)?

Democratic Union Party dari Irlandia Utara (yang merupakan anggota koalisi pendukung pemerintah) menyatakan bakal menggagalkan kesepakatan London-Brussel tersebut. Pasalnya, kesepakatan itu berpotensi membuat Inggris tunduk kepada aturan-aturan Uni Eropa dan bisa membuat Irlandia Utara menjauh dari Inggris.

Arlene Foster, Ketua DUP, menegaskan akan mengkaji ulang dukungannya kepada pemerintah apabila kesepakatan Brexit mendapat pengesahan dari parlemen. Hal ini tentu akan menjadi ganjalan kala May juga harus menghadapi oposisi yang dipimpin Jeremy Corbyn.

Akan tetapi, sudah lolosnya draf kesepakatan Brexit di Uni Eropa bisa membuat pelaku pasar lega untuk sementara. Sekarang tinggal melalui satu tahap lagi yaitu pengesahan parlemen pada 11 Desember. Sampai pada saat itu, sepertinya urusan Brexit tidak lagi menjadi risiko di pasar keuangan dunia.

Sentimen ketiga adalah dari Italia, di mana pemerintah Negeri Pizza semakin membuka diri untuk berdialog soal rancangan anggaran 2019. Pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte kini tidak lagi ngotot menggolkan defisit anggaran 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun depan.

"Saya rasa tidak ada yang kaku. Jika tujuannya adalah membuat ekonomi negara ini tumbuh, maka (defisit) bisa saja 2,2% atau 2,6%. Masalahnya bukan desimal, tetapi yang penting serius dan konkret," tutur Matteo Salvini, Wakil Perdana Menteri Italia, dikutip dari Reuters.

PM Conte dan Presiden Juncker sudah bertemu dalam sebuah jamuan makan malam di Brussel akhir pekan lalu. Keduanya sepakat untuk membahas rancangan anggaran yang memuaskan bagi kedua pihak.

"Brussel dan Roma akan bekerja sama dalam beberapa hari ke depan untuk mencapai kesepahaman dan mengutamakan solusi," kata Juru Bicara Uni Eropa Margaritis Schinas, dikutip dari Reuters.

Drama fiskal Italia yang tidak lagi tegang bisa membawa optimisme di pasar. Ada harapan Italia tidak lagi keukeuh mempertahankan anggaran yang ekspansif dan agresif sehingga terhindari dari risiko besar bernama krisis fiskal, seperti yang pernah mereka alami pada 2009-2010.

Dua kabar gembira dari Eropa itu berpotensi membuat investor berbunga-bunga. Setidaknya dua risiko besar yaitu Brexit dan fiskal Italia bisa dikesampingkan, sehingga bukan lagi saatnya bermain aman.

Diharapkan semangat investor untuk berburu aset-aset berisiko kembali membawa mereka masuk ke Indonesia. Jika arus modal asing kembali deras mengalir ke pasar keuangan Tanah Air, maka IHSG, rupiah, dan obligasi pemerintah akan mendapat bahan bakar untuk menguat.

Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:

Investor juga perlu mencermati aksi perusahaan yang akan diselenggarakan pada hari ini, yaitu:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Untuk mendapatkan informasi seputar data-data pasar, silakan klik di

Perjalanan Menjadi Sultan

Saat Hasanuddin berusia 21 tahun, ia menduduki posisi jabatan urusan pertahanan Gowa, loh! Pendidikan pemerintahan ia dapatkan dari sang ayah dan Karaeng Pattingaloang yang merupakan Mangkubumi Kesultanan Gowa.

Ayahnya, Sultan Muhammad Said turun tahta pada 1653 dan mewasiatkan agar kerajaan Gowa kepemimpinannya dilanjutkan oleh Hasanuddin.

Sultan Muhammad Said menghembuskan nafas terakhirnya saat Hasanuddin menginjak usia 22 tahun. Dengan begitu, Sultan Hasanuddin naik tahta sebagai Raja Gowa ke-16.

Terlepas dari kedua versi tersebut, ada yang menarik, nih, dari pengangkatan Sultan Hasanuddin menjadi Raja Gowa. Sebenarnya, apabila dilihat dari adat kebiasaan, Hasanuddin tidak berhak untuk menduduki tahta sebagai raja.

Pasalnya, saat ia lahir, sang ayah belum menjadi raja, guys! Tapi, putra mahkota saat itu, Daeng Matawang beserta para bangsawan lainnya setuju dengan diangkatnya Sultan Hasanuddin jadi raja.

Perlawanan Kerajaan Gowa terhadap Belanda

FYI, ketegangan antara Kerajaan Gowa dengan VOC ini sudah terjadi sejak pemerintahan Sultan Alaudin, guys. Sejak tahun 1616, VOC sudah berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di daerah Indonesia Timur bersama orang Spanyol dan Portugis. VOC memaksa rakyat menjual rempah-rempahnya dengan harga yang ditetapkan oleh mereka.

Tidak cukup di situ, VOC juga secara licik mengatur rakyat agar menebang pohon pala dan cengkeh di beberapa tempat. Tujuannya agar jumlah rempah-rempah jadi terbatas. Dengan begitu, harganya jadi naik, deh. Jahat sekali, kan?

Hal ini tentu akan melemahkan pada ekonomi rakyat dan kerajaan. Hanya Kerajaan Gowa yang waktu itu selalu tegas menolak monopoli yang dilakukan VOC.

Perjuangan perlawanan Kerajaan Gowa terus berlanjut di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Sesuai prinsip yang dianut oleh Kerajaan Gowa, Tuhan telah menciptakan bumi dan lautan bagi umat manusia, tak terkecuali. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan apa yang sudah dilakukan Belanda.

Baca Juga: Pengakuan India atas Kemerdekaan & Kedaulatan Indonesia